Wednesday, May 24, 2017


TELEMEDICHINE DAN TELEHEALTH

1.        Konsep Telemedichine
Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan klinis yang pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Istilah telemedicine sering disalahartikan dengan istilah e-health ataupun telehealth. Telemedicine hanya merujuk pada layanan klinis, sedangkan telehealth mencakup baik layanan klinis maupun layanan nonklinis seperti pendidikan, administrasi, dan penelitian bidang medis. Sedangkan e-health digunakan pada istilah yang mencakup telehealth, rekam medis elektronik, dan komponen-komponen lain dalam kesehatan TI (teknologi informasi).
telemedicine.jpg
Dalam praktek pelaksanaannya, telemedicine diterpkan dalam dua konsep yaitu :
a.       Real time (synchronous)
Telemedicine secara real time (synchronous telemedicine) bisa berbentuk sederhana seperti penggunaan telepon, atau yang kompleks seperti penggunaan robot bedah. Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran dua pihak di waktu yang sama. Untuk itu diperlukan media penghubung yang dapat menawarkan interaksi real time sehingga salah satu pihak bisa melakukan penanganan kesehatan. Contohnya penggunaan teknologi tele-otoscope yang memberikan fasilitas untuk sorang dokter yang melihat ke dalam pendengaran pasien dari jarak jauh. Contoh lainnya yaitu tele-stethoskop yang membuat seorang dokter mendengarkan detak jantung pasien dari jarak jauh.
b.      Store and forward (asynchronous)
Telemedicine dalam store-and-forward (asynchronous telemedicine) mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman data ini ke seorang dokter pada waktu yang tepat untuk evaluasi offline. Jenis ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu yang sama. Dermatologi, radiologi, dan patologi adalah spesialis yang biasanya menggunakan teknologi ini. Rekam medis dalam struktur yang tepat dalah komponen utama dalam transfer ini1).

Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ataupun daerak yang jauh. Saat ini telemedicine diterapkan secara virtual untuk semua bidang medis. Spesialis yang menggunakan telemedicine sering menggunakan prefix tele. Contohnya telemedicine yang diterapkan oleh radiologist disebut teleradiology.
      Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi umum dan spesialis yang berada di lokasi yang jauh. Pemantauan pasien di rumah, dengan menggunakan perangkat-perangkat yang dikenal umum seperti tekanan darah dan mengirimkan informasi tersebut ke caregiver (orang yang bertanggung jawab atas kesehatan pasien, yaitu keluarga pasien) di tempat yang jauh. Solusi pemantauan jarak jauh difokuskan pada penyakit kronis dengan morbiditas tinggi.
2.        Teknologi Telemedichine
Teknologi telemedicine terdiri dari teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.
Teknologi perangkat keras telemedicine:
a.       Jaringan computer/internet
Teknologi ini dapat menghubungkan antar computer sehingga dapat saling komunikasi dan bertukar data. Jaringan computer dapat menghubungkan computer di gedung yang berbeda, kota yang berbeda bahkan seluruh dunia. Teknologi lebih dikenal dengan internet. Jaringan computer ini tidak hanya dengan kabel tapi juga nirkabel. Jaringan computer termasuk internet mampu menciptakan synchronous telemedicine maupun asynchronous.
b.      Satelit

Satelit dapat mengatasi tempat-tempat yang tidak terjangkau. Satelit saat ini dipakai untuk dijadikan infrastruktur komunikasi seperti telepon. Satelit memperluas jangkauan telemedicine ke darah-daerah terpencil atau lokasi yang sulit dibangun infrastruktur jaringan kabel.

c.       Handphone
Fungsi utama handphone adalah untuk komunikasi suara dan teks (SMS), namun fitur-fitur tambahan banyak ditambahkan seperti:
a.       MMS, fasilitas ini dapat mengirim suara, gambar, maupun video
b.      GPRS atau 3G, fasilitas ini menambah kecepatan pengiriman data ke handphone sehingga dapat dikirim secara realtime sehingga dapat dilakukan video conference, juga dapat dilakukan chatting atau browsing internet.
c.       Shoftware, yaitu misalnya dengan teknologi Java dengan java ME (mobile edition) dapat ditambahkan dalam HP
c.       Plug-play device
Yaitu teknologi yang memungkinkan penambahan piranti baru dalam computer. Setiap computer akan dilengkapi dengan berbagai port. Lewat port-port tersebut piranti baru dapat ditambahkan dalan computer. Ada beberapa port yang ada saat ini diantaranta port serial, port pararel, dan USB. Dengan port tersebut peralatan multimedia dapat dihubungkan ke computer, sehingga audio conference maupun video conference dapat dilakukan. Piranti kesehatan juga dapat dihubungkan dengan computer lewat port ini, contohnya stetoskop, thermometer, USG, laboratorium.
d.      Teknologi multimedia
Multimedia disini adalah yang berkaitan dengan media suara, gambar, dan video. Semuanya dapat bersifat digital dan dapat dikirim secara digital juga.
Teknologi perangkat lunak yang mendukung telemedicine:
a.       Teknologi chatting dan conference
Chatting biasanya dilakukan antara 2 orang berbeda di computer yang berbeda. Sedangkan conference dapat dilakukan lebih dari dua orang yang berbeda tetapi dalam satu forum. Salah satu shoftware ini misalnya yahoo messenger, google talk, dsb.
b.    Pengolahan citra
Pengolahan citra adalah salah satu bidang kajian di dunia perangkat lunak computer. Bidang ini mengkaji teknik-teknik mengolah citra (gambar, foto). Pengolahan citra menawarkan teknik-teknik untuk mengolah citra termasuk memperbaiki citra sebelum dikirm ke tempat lain.
c.       Teknologi pemampatan (kompresi) data
Teknik ini mengubah data berukuran besar menjadi data berukuran kecil. Pengubahan tidak akan menghilangkan informasi di dalamnya. Karena data hasil kompresi berbeda dengan data sebelumnya, maka diperlukan proses dekompresi.
3.        Perkembangan Aplikasi Telemedichine di Dunia dan di Indonesia
Saat ini telemedicine sudah menjadi bagai penting dalam sebuah pengobatan. Telemedicine telah mampu membawa tangan-tangan dokter keluar dari ruang praktek mereka dan menyentuh orang-orang sakit yang tinggal jauh di pelosok. Berikut contoh perkembangan aplikasi telemedicine di dunia dan Indonesia:
a.       Easy call me
Masa sekarang banyak dokter sudah membangun kedekatan dengan pasien melalui telepon atau pesan singkat (SMS). Hal ini memungkinkan bagi dokter untuk menangani maslah khusus misalnya pasien hepatitis rawat jalan, atau pasien hipertensi rawat jalan, dll.
b.      Smart- home, smart patient
Teknologi ini merupakan teknologi untuk melakukan monitoring terhadap pasien, dimana pasien tetap berada dirumah selama menitoring. Teknologi ini dikembangkan oleh ATA (American Telemedicine Association), Home Telehealth dan Remote Monitoring.
c.       Robotic telemedicine
Proyek ini dikembangkan oleh Offsite Care Inc. Robot ini memungkinkan dokter berkoordinasi dengan klinis atau rumah sakit setempat, sekaligus memeriksa pasien dari jarak jauh.
d.      Pakistan telemedicine project
Pemerintah America Serikat bekerja sama dengan IBM membangun infrastruktur telemedicine di Holy Family Hospital Rawalpindi di Pakistan. Disini dibangun sebuah system telemedicine untuk mengkoneksikan dokter-dokter ahli di Amerika Serikat dengan rumah sakit tersebut melalui jaringan Wi-Max. Dokter berhubungan dengan pasien melalui wencam dan dengan perangkat-perangkat yang diopersaikan oleh perawat di RS tersebut.
e.       Sistem Pakar
Sistem ini memodelkan pengetahuan pakar ke dalam system computer. Contoh penggunaan system pakar dalam dunia medis adalah dilakukan di http://easydiagnosis.com/
Dalam website tersebut kita bisa melakukan beragam penyakit yang mungkin kita derita dengan memilih modul-modul yang tersedia dalam website tersebut.
f.       Aplikasi telemedicine dari Telkom (Indonesia)
Ditjen Bina Upaya Kesehatan berinisiatif mengimplementasikan e-health dalam bentuk telemedicine. Aplikasi telemedicine dari Telkom adalah cikal bakal terintegrasinya diagnosa medis secara nasional. Hal ini telah disampaikan dalam seminar Telemedicine Tahun 2011. Saat ini pilot projet implementasi online diagnose medis adalah enam rumah sakit di Jakarta yaitu RSUP Pesahabatan, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RS Darmais, RSJP Harapan Kita, dan RSAB Harapan Kita3).
4.        Hambatan dan Kendala Penerapan Telemedichine
Masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam  taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis.
Bagaimana memilih dan menerapkan aplikasi teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah saki merupakan pertanyaan krusial yang harus dijawab. Melihat pada pengalaman di atas, kita harus mengembalikan kepada komitmen, visi dan leadership dari organisasi. Apakah ini hanya karena ikut-ikutan atau memang sudah tertuang dalam rencana stratejik rumah sakit? Selain itu, bagaimana implikasi biaya dan sumber daya manusia? Bagaimana menjalin kerjasama antar berbagai komponen di rumah sakit, baik tenaga medis maupun non medis?
Jika pertanyaan tersebut sudah dijawab, kita dapat memilih aplikasi yang sesuai dengan kemampuan organisasi. Langkah yang paling penting adalah pengembangan sistem informasi transaksional (data administratif dan klinis sederhana). Selanjutnya, pengembangan level kedua, yaitu sistem informasi manajemen dan sistem sistem informasi eksekutif (sistem pendukung keputusan) dapat dilakukan kemudian. Aplikasi SMS sebagai reminder bagi ibu hamil untuk memeriksakan secara tepat waktu juga merupakan salah satu model SPK bagi pasien. Demikian juga model serupa agar jadwal imunisasi bagi balita tidak terlambat. Investasi yang diperlukan cukup dengan komputer yang telah diisi dengan database klinik pasien, nomer HP serta rule mengenai penjadwalan imunisasi. Penerapan jaringan wireless saat ini juga bukan investasi yang mahal. Dan masih seabreg inovasi lain yang dapat dikembangkan.
Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bahwa pelbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di dunia medis. Akan tetapi kita harus memperhatikan bahwa hingga saat ini secara kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih berjalan secara face to face.  Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan sistem informasi di rumah sakit 90% merupakan masalah sosial kultural dan hanya 10% saja yang merupakan masalah informatika.
TELEHEALTH
Telehealth merupakan layanan pemeliharaan  kesehatan  yang  dilakukan dokter ataupun pusat layanan  kesehatan dengan pasien atau masyarakat umum melalui penggunaan alat-alat sensor kesehatan yang terhubung secara online dan real time sehingga mereka dapat berinteraksi secara cepat dan setiap saat. Telehealth berbeda dengan telemedicine yang hanya fokus pada aspek pengobatan, namun lebih luas lagi yaitu mencakup aspek pencegahan penyakit, dukungan serta pengobatan individu. Contoh kecil telehealth adalah penggunaan e-mail antara dokter dengan pasiennya untuk keperluan berkomunikasi, mengirimkan resep obat, dan konsultasi kesehatan lainnya.
Penggunaan teknologi telehealth dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penggunaan untuk tujuan  klinis dan non klinis. Penggunaan untuk tujuan klinis antara lain: pengiriman citra medis untuk diagnosa; kelompok atau individu bertukar layanan dan pendidikan kesehatan melalui videoconference (realtime telehealth); pengiriman data  medis untuk keperluan diagnosa ataupun manajemen wabah penyakit; nasihat pencegahan penyakit dan kampanye hidup sehat melalui pemantauan pasien serta tindak lanjut; nasihat kesehatan melalui telepon pada saat kondisi darurat (dikenal dengan teletriangulasi). Sedangkan penggunaan untuk tujuan non klinis adalah seperti berikut ini: pendidikan jarak jauh tentang kesehatan kepada masyarakat; fasilitator pertemuan, pengawasan dan presentasi antar jaringan telehealth; penelitian telehealth; manajemen data dan informasi kesehatan online; integrasi sistem healthcare; manajemen sistem healthcare secara keseluruhan; dan pendaftaran serta pengawasan pasien jarak jauh.
telemedicine_computer.jpg
Sistem kerja telehealth dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Data klinis pasien  harian dalam berbagai kategori seperti tekanan darah, berat badan, tinggi badan, kondisi kolesterol,
2.      kondisi asam urat, dll ditambah rekaman citra,
3.      video, dan audio hasil observasi harian pasien diambil dan disimpan di komputer ataupun perangkat penyimpanan data bergerak milik pasien.
Data tersebut dapat dikirimkan sesuai keinginan pasien ke pusat kesehatan seperti klinik ataupun rumah sakit dan nanti akan ada dokter spesialis yang akan menelaah data-data tersebut dan hasil telaah berikut opininya akan dikirim kembali ke pasien dalam waktu 1 menit hingga 48 jam. Untuk mendukung sistem telehealth ini peralatan peripheral (scanner kesehatan, webcam, dll) yang dihubungkan dengan komputer klien dan jaringan internet mutlak diperlukan.
Berdasarkan survei yang dilakukan di Inggris tahun 2008, hasil revolusi dunia kesehatan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan antara lain:
1.      penurunan tingkat kematian sebesar 48%,
2.      penurunan jumlah pendaftaran pasien darurat sebesar 20%,
3.      penurunan jumlah kedatangan pasien ke rumah sakit sebesar 15%,
4.      penurunan durasi rawat inap sebesar 14%,
5.      dan penurunan biaya perawatan sebesar 8%.
Selain itu, implementasi telehealth di Alaska sangat membantu ibu melahirkan yang berada di daerah pedesaan. Disamping itu, Dinas Kesehatan Negara Bagian Alaska menghemat biaya perjalanan sebesar US$ 8,5 juta pada tahun 2012 setelah diterapkannya sistem telehealth ini. Namun demikian, sistem telemedicine (masih bagian dari telehealth) ini masih dikritik akibat meningkatnya tingkat kematian pasien lama dari 3,9% menjadi 14,7% (hasil survei di Amerika tahun 2012 terhadap pasien berisiko tinggi terhadap perawatan medis). Penulis beranggapan kalau kasus meningkatnya kematian akibat telemedicine ini hanya pengecualian di kelompok tertentu saja namun tidak berlaku secara umum.
Sistem telehealth yang diintegrasikan dengan software medis yang pernah saya bahas di tulisan terdahulu bisa menjadi solusi kesehatan yang lebih baik untuk mesyarakat dibandingkan sistem perawatan kesehatan konvensional yang berlaku selama ini . Terlebih adanya konteks malpraktek yang kerap dilakukan oleh dunia medis kita. Ini merupakan peluang yang baik bagi pihak swasta dengan idealisme tinggi yang concern membangun kesehatan masyarakat secara lebih baik dengan biaya yang efektif dan terjangkau. Semoga menginspirasi berbagai pihak untuk memberikan layanan kesehatan secara maksimal bagi masyarakat kita.
Persamaan dan Perbedaan Telehealth dan Telemedichine
Persamaan : Persamaan Telehealth dan Telemedichine keduanya merupakan suatu aplikasi yang digunakan dalam melakukan pekayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter dengan klien maupun masyayrakan umum. Telehealth dan telemedichine merupakan suatu hasil dari pengembangan teknologi yang dapat mempermudah dalam melakukan pelayanan kesehatan. 
Perbedaan :
Telemedicine hanya merujuk pada layanan klinis, sedangkan telehealth mencakup baik layanan klinis maupun layanan nonklinis seperti pendidikan, administrasi, dan penelitian bidang medis dan hanya focus pada aspek pengobatan
Telehealth : focus nya lebih luas  lagi diantaranya mencakup aspek pencegahan penyakit, dukungan serta pengobatan individu. Contoh kecil telehealth adalah penggunaan e-mail antara dokter dengan pasiennya untuk keperluan berkomunikasi, mengirimkan resep obat, dan konsultasi kesehatan lainnya.

Gambaran Implementasi Telehealth dan Telemedichine

penggunaan teknologi tele-otoscope yang memberikan fasilitas untuk sorang dokter yang melihat ke dalam pendengaran pasien dari jarak jauh. Contoh lainnya yaitu tele-stethoskop yang membuat seorang dokter mendengarkan detak jantung pasien dari jarak jauh.
Cara lain adalah bidan bisa memanfaatkan jarinngan internet untuk mencari gambar untuk berbagai bahan konseling misalnya gambar cara- cara menyusui dan yang lainnya
Contoh lain:  Telehealth dapat membantu bidan dalam kegiatan kunjungan ke rumah ( home care ). Dengan adanya telehealth dalam pelayanan kebidanan akan sangat membantu dan banyak sekali manfaatnya baik bagi pasien maupun bagi bidan itu sendiri.
Pemantauan pasien di rumah, dengan menggunakan perangkat-perangkat yang dikenal umum seperti tekanan darah dan mengirimkan informasi tersebut ke caregiver (orang yang bertanggung jawab atas kesehatan pasien, yaitu keluarga pasien) di tempat yang jauh. Solusi pemantauan jarak jauh difokuskan pada penyakit kronis dengan morbiditas tinggi.

Hal yang dilakukan oleh bidan dalam mengembangkan pelayanan kesehatan kepada klien berupa layanan telehealth dan telemedichine  


Folded Corner: Sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
( kolaborasi )
Folded Corner:  Text Box: Peralatan kebidanan yang diperlukanText Box: KomputerText Box: Telepon Down Arrow Callout: Membeli Peralatan




Down Arrow Callout: Membuat akun email sebagai sarana untuk sharing dengan tenaga kesehatan lainnya ataupun transfer data pasien
 
Text Box: Menurut pendapat saya Bidan juga bisa menggunkan aplikasi didalan handphone ataupun computer dalam melakukan komunikasi dengan pasien maupun dengan tenaga kesehataan lainnya dikarenakan wewenang bidan hanya untuk menolong persalinan dan untuk menyiapkan alat hanya sekedar peralatan yang dibutuhkan dalam kebidanan. Bahkan untuk menyiapkan USG pun bidan tidak memiliki wewenang. Jadi bidan dalam mengembangkan pelayanan kebidanan berupa layanan telehealth dan telemedichine hanya bisa sekedarnya saja mungkin yang lebih nya bisa dilakukan oleh dokter.                                                                                                                                       
aplikasi sms juga bisa memudahkan bidan untuk mengingatkan klien jadwal imunisasi ulang                                                                        





Referensi:
Kusumadewi, Sri, dkk. Informatika Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2009
Jennifer E. Carpenter, RRA, Issue: Managing Multimedia Medical Records: A Health Information Manager's Role, Jurnal of AHIMA - HIM practice associate, Februari 1998.
Gamira, Rina. Telkom Kembangkan Aplikasi Telemedicine. www.MediaIndonesia.com ,
Wikipedia. Telemedicine. www.wikipedia.com

Friday, April 28, 2017

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

PEMERIKSAAN FISIK

PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Pemeriksaan fisik adalah salah satu elemen penting dari proses menentukan diagnosis sebuah penyakit. Diagnosis dilakukan untuk mengetahui penyakit pasien, agar dapat memberikan terapi yang tepat pada pasien tersebut.
Pemeriksaan fisik adalah komponen pengkajian kesehatan yang bersifat objektif yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada tubuh pasien dengan melihat keadaan pasien (inspeksi), meraba suatu sistem atau organ yang hendak diperiksa (perkusi), mengetuk suatu sistem atau organ yang hendak diperiksa (palpasi), dan mendegarkan menggunakan stetoskop (auskultasi).
URUTAN DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan tahap awal yang dilakukan dengan wawancara dan dapat membantu menegakkan diagnosa hingga 80%, anamnesis ini bersifat subjektif.
Tujuannya untuk menegakkan gambaran kesehatan pasien secara umum, dan mengetahui riwayat penyakit pasien.
Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien (autoanamnesis) atau terhadap keluarga atau kerabat terdekat pasien (hetero/alloanamnesis)
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah:
  1.   Identitas Pasien : Terkait nama, umur, alamat, pekerjaan, dll
  2.   Anamnesis penyakit : Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (onset, frekuensi, sifat, waktu, durasi, lokasi), riwayat penyakit   dahulu, riwayat penyakit keluarga (keturunan/penularan), keluhan tambahan, riwayat pekerjaan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai keadaan umum, tanda vital, menilai status mental dan cara berfikir, juga menilai langsung sistem atau organ yang berkaitan dengan keluhan pasien dengan:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu diagnosa ketika anamnesis dan pemeriksaan fisiknya belum mendapatkan hasil. Dan juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosa meskipun anamnesi dan pemeriksaan fisiknya sudah mencapai titik terang.
Contoh dari pemeriksaan penunjang seperti:
  1. Pemeriksaan laboratorium : untuk menilai sel-sel darah, urin, feses
  2. Kultur bakteri : untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi, dan untuk menentukan antibiotik serta resistensinya.
  3. Radioimaging : seperti CT-Scan, MRI, rontgen untuk mengetahui langsung bagian dalam tubuh yang terkait dengan penyakit.
PRINSIP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
Tujuan umum pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan definitifnya adalah untuk mengindentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya kelainan dari keadaan normal tersebut dengan memvalidasi keadaan dan keluhan dari gejala pasien. Skrining keadaan pasien, dan pemantauan masalah kesehatan pasien saat ini. Informasi ini penting untuk menjadi catatan/rekam medis (medical record) pasien, menjadi dasar data awal dari temuan klinis, bahkan selalui diperbarui dan ditambahkan sepanjang waktu untuk mengetahui riwayat penyakit dari pasien.
Informasi dapat bersifat subyektif maupun obyektif. Informasi subyektif didapatkan dari anamnesis terhadap pasien, sedangkan informasi obyektif didapatkan dengan pemeriksaan fisik pada pasien.temuan klinis obyektif ini akan memperkuat dan menjelaskan data subyektif yang diperoleh pada anamnesis, tetapi juga pada saat yang sama, pemeriksaan fisik akan membuat pemeriksa bertanya lebih lanjut pada saat pemeriksaan berlangsung.
Penentuan metode pillihan pada pemeriksaan fisik dipengaruhi oleh usia. Misalkan pada usa remaja (12-19 tahun) senaiknya menjalani pemeriksaan fisik setiap 2 tahun. Individu dewasa (20-59 tahun) sebaiknya menjalani pemeriksaan fisik setiap 5-6 tahun, dan orang lanjut usia (>60 tahun) sebaiknya melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh tiap 2 tahun
Metode tersebut juga dipengaruhi oleh gejala, data fisik, dan laboratorium lainnya, serta tujuan pemerikaan itu sendiri (misalnya screening fsik umum, pemeriksaan fisik spesifik, atau analisi gejala-gejala). Pemeriksaan penapisan/screening misalnya mammografi (foto payudara untuk mengetahui kanker), pap smear (menilai kelainan pada alat vital wanita), uji darah pada feses sebaiknya dilakukan lebih teratur. Kunjungan berikutnya atau tindak lanjut merupakan kunjungan yang terjadwal untuk mengkaji progresivitas atau kesembuhan dari suatu masalah atau kelainan tertentu.
METODE PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik diawali dengan penilaian keadaan umum pasien, yang meliputi:
·        Ekspresi wajah
Apakah pasien menahan sakit, sesak, atau diam dan tenang-tenang saja

·        Gaya berjalan
Nilai apakah ada kelainan, seperti jalan terseok-seok, kecepatan yang menurun, langkah terlalu kecil, dll.

·        Tanda spesifik lain
Nilai apakah tampak adanya luka ataupun memar, nilai kelainan lain yang langsung tampak

·        Keadaan gizi
Dilakukan pengukuran BB (berat badan) dan TB (tinggi badan).
IMT (indeks massa tubuh) = BB(kg) / TB2 (m)
Klasifikasi IMT :
BB kurang                   <18,5
BB normal                  18,5-22,9
BB lebih                      >23
            Dgn resiko      23-24,9
            Obes I             25-29,9
            Obes II            >30

·        Status mental
Nilai tingkah laku, perasaannya, dan juga cara berfikir. Lakukan interaksi sederhana bisa dengan menanyakan orientasi tempat, waktu. Dan juga aktifitas sehari-hari. Nilai apakah terdapat penurunan fungsi berfikir atau tidak.
·        Bentuk badan
Nilai kelainan bentuk tulang belakang seperti kifosis, lordosis, skoliosis. Nilai bentuk dadanya secara keseluruhan, nilai juga kelainan bentuk (malformasi) yang terdapat sejak lahir (kongenital)
·        Cara bergerak (mobilitas)
Aktif dan dapat memiringkan badannya tanpa kesulitan. Dapat memberi petunjuk pada beberapa penyakit seperti tulang sendi atau saraf. Juga dapat mengetahui kelainan jantung juga paru-paru yang mana pasien lebih nyaman dalam keadaan bersandar.
·        Pemeriksaan tanda vital
Terdiri atas:
  • Kesadaran : nilai dengan menggunakan GCS (glasgow coma scale), yang mana keadaan pasien sadar penuh (compos mentis) dengan nilai GCS nya 15. Dibawah itu maka pasien mengalami penurunan kesadaran.
  • Suhu : dengan menggunakan termometer, letakkan pada ketiak selama satu menit. Normal suhu adalah 36,6 -36,2 derjat celsius.
  • Tekanan darah : dengan menggunakan sphygmomanometer atau yang biasa disebut dengan tensimeter. Yang mana nilai normal nya adalah 120/80 mmHg
  • Nadi : dengan cara meraba pada arteri radialis, yang terletak pada pergelangan tangan dibawah ibu jari. Denyut nadi ini sama dengan denyut jantung, yang mana nilai normalnya adalah 60-100 x permenit.
  • Napas : dengan cara melihat, atau meletakkan tangan pada dada pasien, dan menghitung berapa kali pasien bernafas selama satu menit. Normalnya yaitu 16-20 x permenit

Untuk melakukan pemeriksaan fisik pada sistem terkait, misalkan pemeriksaan fisik paru, jantung, perut. Terdapat empat teknik yang dilakukan seluruh dunia, yaitu : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Teknik-teknik ini dilakukan dengan memfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman. Data dikumpulkan berdasar semua indera tersebut secara simultan untuk membentuk informasi yang sempurna.
  • Inspeksi
Yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual. Sebagai individu, kita selalu menilai orang lain setiap hari, dan membangun kesan mengenai orang lain. Secara tidak kita sadari, sebenarnya kita telah melakukan inspeksi.
Prinsipnya yaitu, pemeriksa menggunakan fokusnya pada indera penglihatan untuk berkonsentrasi melihat keadaan pasien secara menyeluruh, dan teliti. Sejak pertama kali pasien masuk ke ruang dokter, inspeksi sudah dilakukan. Untuk lebih jelas, membenarkan apa yang dilihat oleh mata akan dikaitkan dengan suara yang terdengar atau bau yang berasal dari pasien. Kemudian informasi dikumpulkan oleh semua indera tersebut menjadi sebuah informasi yang bermakna.
  • Palpasi
Yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, biasanya yang digunakan adalah tangan sebelah dalam, yaitu dekat dengan telunjuk atau juga bisa menggunakan pads (ujung jari). Palpasi diperlukan untuk menambah data yang telah didapat melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi dilakukan baik pada permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen (perut)  akan memberikan informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobitas (gerakan) komponen struktur tubuh (anatomi) pada perut yang normal. Apakah teraba kelainan seperti pembesaran organ maupun massa yang dapat teraba. Palpasi ini juga efektif untuk menilai cairan dalam ruang tubuh.

Pads atau ujung jari pada bagian  ujung ruas interphalangeal (ruas jari) paling baik digunakan untuk palpasi, karena ditempat tersebut terdapat ujung saraf peraba yang letaknya saling berdekatan, sehingga dokter akan lebih mudah merasakan apa yang disentuh. Pengukuran kasar suhu tubuh digunakan dengan bagian punggung (dorsum) tangan. Posisi ukuran dan struktur otgan yang diraba dapat diidentifikasi menggunakan tangan. Vibrasi/getaran dapat mudah terdeteksi oleh permukaan telapak tangan.

  •  Perkusi
Yaitu menepuk permukaan tubuh baik secara ringan maupun tajam. Untuk menentukan posisi, ukuran, dan densitas struktur atau cairan maupun udara dibawahnya. Menepuk dari permukaan akan menghasilkan gelombang suara yang masuk secara vertikal sepanjang 5-7 cm dibawah organ yang diketuk tadi, pantulan suara yang dihasilkan akan berbeda beda tergantung sifat struktur yang dilewati oleh suara itu, apakah padat, berisi cairan, maupun berisi udara.

Prinsipnya yaitu jika suatu organ berisi lebih banyak udara (seperti paru-paru) maka suara yang dihasilkan yaitu  suara yang lebih keras, rendah dan panjang (suara sonor), jika dibandingkan dengan organ yang lebih padat (misalnya otot paha), akan menghasilkan suara yang lebih lembut, tinggi dan pendek (suara pekak). Pada perkusi yang dilakukan pada organ yang berongga (seperti perut), akan menghasilkan suara dengan nada tinggi dan lebih lama terdengar (suara timpani).

  •  Auskultasi
Yaitu ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Pada umumnya, auskultasi ini merupakan teknik terakhir yang dilakukan pada suatu pemeriksaan fisik, akan tetapi pada pemeriksaan fisik abdomen (perut), biasanya auskultasi dilakukan setelah melakukan inspeksi, karena ditakutkan terjadinya perubahan suara gerakan usus (peristaltik) jikalau dilakukan setelah palpasi dan perkusi. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, yang mana ketika udara melewati rongga menuju paru. Juga untuk mendengarkan bunyi usus yang berada pada rongga perut. Kemudian untuk mendengarkan aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Suara pada auskultasi dijelaskan dengan frekuensinya, intensitasnya (keras lemahnya), durasinya, kualitas dan juga waktunya.

Auskultasi dilakukan dengan stetoskop. Stetoskop meneruskan suara melalui ujung alat (endpiece), tabung pipa (tubing), dan bagian ujung yang diletakkan di telinga (earpiece). Dan penting menghilangkan suara dari luar yang dapat mengganggu interpretasi.
Bagian ujung stetoskop terdapat diafragma dan bel. Diafragma digunakan untuk meningkatkan suara yang tinggi pitch-nya (frekuensi), misalnya suara nafas yang terdengar dari paru-paru dan suara usus yang terdengar dari perut dan ketika mendengarkan suara jantung yang normal. Bel digunakan khususnya untuk suara dengan pitch-rendah seperti suara-suara murmur jantung (bunyi tambahan pada detak jantung), turbulensi aliran darah didalam arteri (suara bruits) atau vena (suara hums). Karena aliran darah memberikan suara dengan pitch yang rendah, bel juga digunakan untuk mengukur tekanan darah. Akan tetapi diafragma juga sering digunakan untuk mendengarkan bunyi ketika memeriksa tekanan darah pasien.
POSISI PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan dalam posisi tertentu, tergantung sistem maupun organ mana yang hendak dinilai. Misalkan pada pemeriksaan fisik jantung, pasien diposisikan dengan posisi kepala lebih tinggi, pada pasien pemeriksaan fisik genitalia, pentingnya dilakukan posisi lithotomy. Akan tetapi banyak pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk maupun tidur terlentang (supinasi).

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan secara khusus, yaitu tergantung terhadap organ maupun sistem spesifik yang sesuai dengan keluhan pasien, pemeriksaan fisik tersebut sesuai namanya dengan sistem maupun organ yang dilakukan pemeriksaan. Contohnya seperti:


ssumber : http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-prinsip-dan-metode-pemeriksaan-fisik-umum.html?m=1 
RECOMENDED :
selytsaniati.blogspot.com
 noviakubidanku.blogspot.com